Ayah dan ibuku akan bepergian ke Itapiranga sekitar pukul 06:00 pada hari Minggu. Bunda Bangsa membangunkan ibu saya pada pukul 04:00 untuk memberitahu pesan ini. Pada hari itu, adalah hari pertama komuni anak-anak di kelas katekesisku di paroki ini. Ibu terbangun karena Bunda Bangsa sedang bernyanyi; lagu tersebut adalah "Berikanlah berkah". Suaranya menggelegar di seluruh ruangan. Bunda Bangsa mengatakan:
Jangan bepergian hari ini. Hari ini adalah hari Tuhan. Hari ini adalah hari untuk tinggal di rumah atau di gereja untuk berterima kasih kepada Tuhan atas segala yang telah terjadi dalam hidupmu: minggu, harimu, pekerjaanmu, keluargamu, hidupmu, dan semua itu bagi Yesus, karena Dia adalah Semuanya bagimu.
Dari sekarang, aku tidak ingin ada siapa pun merokok di rumah ini lagi. Taatlah, anak-anakku. Taatlah, anak-anak kecilku. Aku masih memiliki banyak hal untuk berkata padamu. Kamu dipilih untuk menjadi contoh yang baik. Jika kamu tidak taat, kamu akan mengalami ujian besar.
Tuhan tidak menghukum, tetapi Dia memberikan ujian. Doalah dan bernyanyilah kepada Roh Kudus. Ibunda harus berdoa lebih banyak meminta Roh Kudus untuk mengilhami anak-anak mereka. Ikuti putraku Edson. Hari ini di Gereja adalah hari yang sangat istimewa bagi murid-murid katekesisnya, karena hari ini mereka akan menerima PutraKu Yesus buat pertama kalinya dalam Tubuh, Darah, Jiwanya dan Kewujudan-Nya.
Katakanlah kepada putraku Edson untuk berdoa satu "Subhanallah" meminta ilham Roh Kudus bagi semua anak-anak, supaya mereka terisi dengan Cinta Ilahi. Biarkan dia berdoa kepada Roh Kudus tiga kali:
Tuhan, tuangkanlah Roh-Mu, tuangkanlah cahayamu.
Ini harus dilakukan sebelum komuni.
Bunda Bangsa mulai bernyanyi lagu "Dengan ibuku aku akan" kemudian ibu saya mengatakan bahwa suara Perawan itu mulai memudar ke jauh.